Ficool

Chapter 20 - CHAPTER 20 BAPER

POV Orang Ketiga.

Setelah diperkosa oleh suaminya sendiri di malam kepulangannya dari Bali, akibat suaminya yang sange berat akibat mimpi yang dia alami. Ghaidaq kembali menjalani hari-hari seperti biasanya. Tak ada sesuatu yang aneh-aneh ataupun hal spesial terjadi dalam kurun waktu seminggu setelahnya. Atha dan Thayyibah pun tak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya di hadapan Ghaidaq yang telah mereka jerumuskan ke dunia hitam itu.

Pagi hari ini, Senin 16 Januari 2017. Seperti biasa, Ghaidaq menjalankan kewajiban aktivitasnya dalam mengajar anak sekolah dasar di kota Bandung. Sebelumnya Ghaidaq sudah absen cukup lama mengajar karena dipaksa tinggal di Bali oleh Atha, dan lalu dia juga minta izin cuti seminggu tambahan pasca kepulangannya dari Bali, dengan niat untuk mengobati rasa trauma yang dia alami akibat perbuatannya jahat Atha kepadanya selama di Bali. Kini, Ghaidaq merasa jiwa dan raganya sudah fit kembali dan siap kembali bekerja seperti hari-hari sebelumnya. Dalam waktu seminggu pemulihan itu, Ghaidaq bersyukur karena syahwatnya tidak pernah lagi bergejolak seperti di waktu sebelum-sebelumnya. Meski semua yang dia alami di Bali masih kadang-kadang terlintas dan terbayang, namun tidak membuat Ghaidaq sampai lepas kontrol selama seminggu di rumah. Terlebih suaminya Athariq, selama seminggu itu pula, sibuk pergi keluar rumah untuk mencoba membuka usaha ataupun mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarga mereka. Sehingga, Athariq tidak sempat mencekoki Ghaidaq lagi dengan obat perangsang yang dia punya. Itulah sebabnya Ghaidaq bisa mengontrol syahwatnya, selain itu juga, Ghaidaq hampir setiap malam melakukan sholat taubat. Sebab dia merasa sangat berdosa karena telah melakukan banyak kemaksiatan selama di Bali tanpa sepengetahuan suaminya. Dan di hari ini, berbarengan dengan dirinya yang masuk kembali mengajar di sekolahan, suaminya juga hari ini berniat pergi ke Ibukota untuk menemui teman dari Mister Matsumura, atasannya yang selalu membantunya selama ini. Athariq ingin berkonsultasi perihal bagaimana cara membuka dan menjalankan usaha yang baru akan dirintis olehnya. Sesuai arahan Mister Matsumura, Athariq disarankan untuk menemui teman atasannya itu di Jakarta. Dan Athariq izin kepada Ghaidaq istrinya bahwa dia akan tinggal selama dua Minggu di Jakarta itu. Tentu saja Ghaidaq mengizinkan suaminya, karena dia mengerti suaminya sedang berusaha mewujudkan impian yang baik untuk masa depan mereka juga ke depannya. Lagipula, Ghaidaq tidak merasa khawatir kepada suaminya selama di Jakarta, karena Athariq ditemani oleh kakak iparnya, Alkhalifi suami Daniyah kakaknya Ghaidaq.

Dan Daniyah sendiri akan tinggal sementara di rumah Ghaidaq untuk menemani adiknya tersebut.

Seminggu setelah kepergian suaminya, hari-hari yang dijalani Ghaidaq berjalan dengan baik. Hingga pada akhirnya pada hari Selasa 24 Januari 2017, Ghaidaq kembali bertemu dengan Thayyibah dan Atha ketika dia hendak pulang setelah mengajar seharian di sekolahan. Perasaan suka Ghaidaq terhadap Atha kembali mencuat di pertemuan itu, karena sebelumnya Ghaidaq memang punya rasa kepada Atha setelah bertemu dengan Atha dan tinggal bersamanya beberapa waktu berdua di Bali. Sebuah perasaan suka dan cinta tumbuh di hatinya. Meski selama beberapa waktu terakhir dia dapat melupakan Atha, namun ketika melihat Atha berjalan bersama Thayyibah dengan begitu mesranya, sebuah perasaan cemburu muncul di dalam hatinya. Ketika Atha dan Thayyibah sedang berjalan berdua bergandengan di tepi jalan, Ghaidaq pun meminggirkan motornya untuk menyapa mereka. Padahal jika Ghaidaq benar-benar ingin bertaubat, dia seharusnya lebih memilih untuk menghindari pertemuannya dengan mereka. Namun sepertinya rasa sukanya kepada Atha mengalahkan kembali keinginannya untuk bertaubat sepenuhnya. Kini, motor Ghaidaq pun berhenti di hadapan mereka;

Thayyibah : "Eh, Bu guru Ghaidaq. Ketemu lagi kita...!", sapa Thayyibah sambil menggandeng tangan Atha.

Ghaidaq : "Eh, Iya Bah... udah dua Minggu lebih gak ketemu ya...!?", jawab Ghaidaq.

Namun mata Ghaidaq terus salfok kepada gandengan tangan Thayyibah kepada Atha yang sangat mesra. Begitupun sebaliknya, Atha pun sangat terlihat mesra kepada Thayyibah. Padahal yang Ghaidaq tahu, Thayyibah hanya teman bagi Atha, meskipun mereka sering ngamar.

Atha : "Apa kabar sayang...?", sapa Atha kepada Ghaidaq.

Ghaidaq : "Emmmm... Alhamdulillah... baik... gimana sebaliknya!!??", jawab Ghaidaq.

Atha : "Tentu saja aku dan Thayyibah selalu baik... iya kan Thayyibah sayang...!!?", ucap Atha sambil memanggul Thayyibah dengan sebutan sayang.

"Deg..Deggghhh", jantung Ghaidaq berdetak kaget ketika mendengar Atha memanggil Thayyibah dengan sebutan sayang juga. Padahal sejak mereka bersama di Bali, Atha hanya kepadanya memanggil dengan sebutan kata sayang. Kepada Thayyibah, Atha hanya selalu memanggil namanya saja, Bah ataupun Thayyibah. Rasa cemburu Ghaidaq semakin menjadi.

Ghaidaq : "Sadarlah Ghaidaq, kamu sudah punya Mas Athariq, suami kamu... kenapa kamu merasa cemburu...", ucap Ghaidaq di dalam hatinya mencoba menguatkan diri.

Namun yang namanya perasaan memang tak bisa dibohongi, cinta tetaplah cinta, cemburu tetaplah cemburu.

Atha : "Kenapa kamu diam sayang...?", tanya Atha kembali kepada Ghaidaq.

Menyadarkan Ghaidaq dari lamunan dan gumaman di hatinya.

Ghaidaq : "Eh , enggak... itu… anu… emmmm…", ucap Ghaidaq tidak jelas.

Ghaidaq gelagapan menahan rasa cemburu dan detak jantungnya yang mengencang. Ketika Ghaidaq menunduk karena tidak tahu harus berkata apa, Atha tiba-tiba memeluknya. Sontak, jantung Ghaidaq pun semakin berdetak kencang tak karuan. Semua rasa tercampur aduk di hati dan pikirannya.

Atha : "Aku sangat merindukanmu Sayang...!!", ucap Atha ketika memeluk tubuh Ghaidaq yang kemudian langsung mencium bibir ibu guru itu.

Ghaidaq hanya bisa terdiam mendapat perlakuan seperti itu dari Atha. Lidah Atha kini menyeruak masuk ke dalam mulutnya membuka celah bibirnya hingga lidah Atha kini menyentuh gigi dan kemudian sampai menyentuh lidah Ghaidaq juga. Namun baru saja Ghaidaq ingin merespon ciuman Atha tersebut, Atha melepaskan bibirnya dari bibir Ghaidaq.

Atha : "Jangan lama-lama sayang, ini di tempat umum. Hehehe…", ujar Atha.

Ghaidaq yang terbuai pun baru tersadar bahwa dirinya sedang di tepi jalanan umum, hampir saja dia tidak terbawa suasana. Untung saja Atha menyadarkannya, kalau tidak, bisa berbahaya jika ada yang melihat seorang guru seperti dirinya berciuman di tempat umum dengan seorang lelaki yang bukan suaminya. Sekalipun berciuman dengan suami, mana mungkin dilakukan di tempat umum kan.

Atha : "Kamu tidak merindukanku sayang...?", tanya Atha kembali.

Ghaidaq hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya, dia tidak mengakui perasaannya yang sesungguhnya. Sementara Thayyibah yang berada di sampingnya terlihat mulai cemburu karena Atha terus memanggil Ghaidaq dengan sebutan sayang, dan bahkan sempat mencium dan memeluknya di hadapan Thayyibah.

Thayyibah : "Ya sudah, kami mau pergi dulu kalau begitu Daq.", ucap Thayyibah ingin segera pamit.

Ghaidaq : "Oh, iya Bah. Mau kemana emangnya? Kok seperti tergesa-gesa.", ucap Ghaidaq.

Thayyibah : "Anu, itu... Atha dan aku mau pergi ke toko perhiasan…", jawab Thayyibah. "Kamu tau gak Daq??, sepulangnya Atha dari Bali kemarin. Pas balik dari Bandara, dia nembak aku. Dia ingin melamarku Daq...!!!", bisik Thayyibah sumringah kepada Ghaidaq.

Dan, "DEGGHHH..." Kini jantung Ghaidaq semakin berdetak kencang merasakan cemburu berat, mendengar perkataan Thayyibah barusan. Ghaidaq syok mendengar Thayyibah dan Atha akan bertunangan, pantas saja Atha kini memanggil Thayyibah dengan sebutan sayang, pikirnya. Namun Ghaidaq tidak bisa berbuat apa-apa terhadap perasaan yang dia rasakan itu, karena jelas dia tidak punya hak untuk melarang Atha, karena Ghaidaq sendiri sudah punya suami, yaitu Athariq. Ghaidaq hanya terdiam, dan kembali menundukkan kepalanya, setelah tadi sempat ditenangkan oleh peluk cium dari Atha, kini jantungnya kembali berdebar kencang.

Thayyibah : "Ya udah ya Daq, kami pamit dulu...", ucap Thayyibah menggandeng Atha kembali.

Ghaidaq masih merasa tidak percaya, dan hanya tertunduk diam di tempat ketika Thayyibah dan Atha mulai menjauh darinya. Namun beberapa saat kemudian, Thayyibah tiba-tiba kembali memanggil Ghaidaq.

Thayyibah : "Oh iya Daq… HP kamu ternyata ada di rumahku. Kalo kamu perlu, nanti sore dateng aja ke rumahku buat ngambil Hapenya.", teriak Thayyibah yang sudah agak menjauh dari posisi Ghaidaq.

Kemudian terlihat, Atha dan Thayyibah yang bergandengan pun mulai menaiki sebuah kendaraan umum. Dan Ghaidaq pun kini mulai beranjak dari posisinya kembali menuju motornya yang terparkir di tepi jalan. Ghaidaq pun melanjutkan kembali perjalanan pulangnya. Dan hari itu, menjadi momen patah hati untuk pertama kalinya bagi Ghaidaq di dalam hidupnya. Padahal posisinya saat ini juga sudah mempunyai suami.

Setengah jam kemudian, Ghaidaq sudah tiba di rumahnya. Dengan pikiran yang kacau balau, dia memasuki rumahnya. Daniyah yang menyapanya pun seolah tidak digubris oleh Ghaidaq yang sedang patah hati itu.

Daniyah : "Selamat datang ibu guru yang cantikk...", Sapa Daniyah kepada adiknya.

Dan Ghaidaq hanya melewati kakaknya begitu saja. Namun Daniyah tidak menyerah, dia langsung merangkul adiknya yang terlihat sangat kecapean itu.

Daniyah : "Eh eh eh... Kakak Malah dicuekkin kamu mah... ada apa?? Cerita dong!! Anak-anak nakal di kelas hah…!?", ujar Daniyah mencoba menghibur Ghaidaq.

Karena Ghaidaq terlihat sangat murung sejak tiba di rumah, membuat kakaknya khawatir tentunya.

Ghaidaq : "Gapapa Kak, cuman capek biasa aja. Di jalan panas...", jawab Ghaidaq yang akhirnya bicara.

Daniyah : "Emmm... Dingin begini dibilang panas, dasar kamu ya...!", ucap Daniyah kembali.

Ghaidaq : "Enggak Kak, beneran di jalan tadi panas banget.", jawab Ghaidaq. "PANAS HATI…", gumam Ghaidaq pelan tanpa terdengar jelas oleh Daniyah.

Daniyah : "Oh, ya udah... mau kakak siapin minuman dingin enggak…?", tawar Daniyah.

Ghaidaq : "Gak usah Kak, makasih. Aku Mau bobok aja.", ucap Ghaidaq yang kemudian masuk ke kamarnya.

Dia kini berbaring tertelungkup di atas kasurnya, Ghaidaq sedikit menangis saat ini. Namun dia tahan tangisannya karena takut kakaknya mendengarnya. Ghaidaq sendiri pun bingung, apa yang harus dia perbuat dengan perasaannya saat ini. Ghaidaq pun yang bimbang dengan perasaannya sampai tertidur di siang hari itu di kamarnya.

Sore Hari, Ghaidaq terbangun oleh panggilan kakaknya yang mengingatkannya untuk menunaikan sholat Ashar. Dan ketika sudah terbangun dari tidur pun Ghaidaq masih merasa sedih dan galau. Ghaidaq pun berencana ingin mencari angin dan memutuskan untuk keluar rumah setelah selesai menunaikan sholat Ashar. Ghaidaq kini menuju ke sebuah tempat dan memutuskan untuk nongkrong disana sambil merokok. Karena Ghaidaq teringat dengan perkataan perempuan di klub bahwa merokok bisa membuat pikirannya rileks.

Setelah merenung dan berfikir tentang apa yang sedang dirasakannya, pada sore petang Ghaidaq berniat pergi ke rumah Thayyibah untuk mengambil HP miliknya yang Thayyibah katakan ada di rumahnya. Namun entah kemasukan jin darimana, Ghaidaq tiba-tiba terlintas ide untuk datang ke rumah Thayyibah tanpa mengenakan hijabnya. Ghaidaq merasa tidak mau kalah dari Thayyibah di mata Atha. Sehingga Ghaidaq mencoba berbusana seperti Thayyibah, agar dia dapat disukai oleh Atha, begitulah isi dalam pikirannya saat ini. Maka dari itu, Ghaidaq menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah toko pakaian untuk membeli satu set pakaian yang dia maksud. Dan Ghaidaq pun sekalian berganti busana juga di toko tersebut. Tentu dengan pakaian yang seperti suka Thayyibah kenakan, dengan belahan dada yang sedikit terekspos. Ghaidaq kini keluar dari toko pakaian tersebut sudah dengan mengenakan pakaian simpel yang cukup memperlihatkan lekuk tubuhnya dan juga belahan payudaranya. Beberapa penjaga toko sempat memperhatikan Ghaidaq ketika dia keluar dari ruang ganti, karena tentu mereka merasa aneh melihat perempuan berhijab lebar tiba-tiba keluar dari ruang ganti dalam keadaan mengenakan pakaian yang terbuka, bahkan terbilang seksi.

Penjaga Toko : "Ikh kayanya udah mau dines tuh, LC kayanya dia...", ucap para penjaga toko itu pada berbisik satu sama lain.

Ghaidaq sendiri pun jelas merasa seperti dipelototi oleh orang-orang yang dia lewati ketika di perjalanan menuju ke rumah Thayyibah, namun karena dia sudah pernah melakukan hal yang lebih parah dari ini ketika di Bali, Ghaidaq lumayan cukup berani dan percaya diri saat ini mengenakan pakaian seperti itu. Singkat cerita, Ghaidaq pun tiba di kediaman Thayyibah ba'da Maghrib dan membuat Thayyibah lumayan terkejut ketika melihat Ghaidaq datang dengan pakaian yang cukup terbuka di bagian dada, belahan dadanya nampak begitu menantang untuk lawan jenis. Dan sesuai dugaan Ghaidaq, di rumah Thayyibah ternyata memang ada Atha. Mata Ghaidaq tertuju untuk melihat ke arah tangan Thayyibah, dan sekarang terlihat di jari tangan Thayyibah sudah ada cincin emas berlian, padahal tadi siang Ghaidaq tahu cincin itu belum terpasang di jari Thayyibah. Ghaidaq pun menyimpulkan bahwa benar Thayyibah sudah dilamar Atha hari ini.

Thayyibah : "Wiiiihhh... Ghaidaq... kukira siapa... tumben gak pake jilbab/..", sambut Thayyibah.

Atha : "Tapi lebih cantik kan kaya gini sih sayang, lebih kelihatan press dan bergairah…", sahut Atha kepada perkataan Thayyibah.

Sementara ternyata Atha malah memujinya dan berkata kalau Ghaidaq lebih cantik berpenampilan terbuka seperti itu. Membuat hidung Ghaidaq serasa terbang karna dipuji oleh lelaki yang dia taksir.

Ghaidaq : "Makasih atas pujiannya.", ucap Ghaidaq tertunduk malu di hadapan Atha dan menyembunyikan senyum bahagianya karena telah dipuji oleh lelaki yang dia taksir.

Thayyibah : "Kalau boleh tau, dalam rangka apa nih tiba-tiba lepas hijab begitu?? Lumayan seksi juga itu Daq. Pasti orang-orang di jalan ngaceng lihat kamu.", ujar Thayyibah dengan bahasanya yang memang suka mesum.

Atha : "Jadi lebih cantik dan menarik dibanding kamu sayang... jangan-jangan aku bakal kepincut nih sama Ghaidaq yang baru ini...", ucap Atha kembali memuji Ghaidaq di depan Thayyibah.

Thayyibah : "Ikh, enggak lah. Seksian aku kemana-mana kali Tha... lagian kan kamu udah jadi tunanganku, masa malah kepincut sama temenku sendiri.", timpal Thayyibah.

Atha : "Janur kuning belum melengkung, semua masih bisa terjadi. Kamu lihat sendiri Ghaidaq sangat mempesona malam ini." Ujar Atha kembali.

Ghaidaq yang mendengar ucapan Atha merasa tersanjung, karena dia merasa belum benar-benar kehilangan Atha untuk saat ini. Seperti kata Atha barusan yang dia dengar, janur kuning belum melengkung. Terlebih ucapan Atha yang mengatakan bahwa Ghaidaq lebih cantik dan mempesona dibanding Thayyibah membuat Ghaidaq kini sudah tidak murung lagi.

Ghaidaq : "Enggak Bah, ini aku lagi pengen aja.", jelas Ghaidaq berdalih.

Atha yang mendengar jawaban Ghaidaq pun kembali memuji keberanian Ghaidaq; "Tapi asli, kamu lebih cantik berpenampilan kaya gini Loh... daripada berhijab kaya kemarin-kemarin udah kaya ibu-ibu pengajian mamah Dedeh tau...!!?", ujar Atha kembali memberikan pujian selangit kepada Ghaidaq.

Sontak pujian-pujian dari Atha membuat Ghaidaq berfikir apa dia memang harus merubah penampilannya untuk ke depannya. Karena ternyata Atha memang tidak menyukai perempuan yang berhijab, mungkin karena dia memang pria Non Muslim, pikir Ghaidaq. Ghaidaq benar-benar seperti sedang kerasukan jin, dia seolah lupa bahwa dirinya kini berstatus istri Athariq. Dia malah merasa tertantang untuk bisa lebih dari Thayyibah di mata Atha, lelaki yang dia taksir saat ini. Padahal Atha sendiri sudah melakukan berbagai macam pelecehan dan kejahatan terhadap dirinya, namun Ghaidaq malah jatuh cinta terhadap pria Nonis itu.

Thayyibah : "Kamu mau ngambik HP kamu ya kan Daq...? Bentar aku ambilin dulu ke dalem.", ucap Thayyibah yang tahu tujuan kedatangan Ghaidaq ke rumahnya.

Thayyibah pun kembali dalam, dan Ghaidaq mulai didekati oleh Atha.

Atha mulai mengecup bibir Ghaidaq dengan lembut; "Kamu cantik sekali malam ini sayang… jika kamu seperti ini dari kemarin. Mungkin aku akan melamarmu bukan melamar Thayyibah. Hehehe…", ucap Atha ke telinga Ghaidaq setelah dia mengecupnya.

Ucapan Atha semakin membuat Ghaidaq ingin melebihi Thayyibah, agar dia semakin disukai oleh Atha. Dan lagi-lagi dia belum sadar pada statusnya yang adalah istri orang.

Ghaidaq : "Jadi, kamu akan suka padaku kalo aku merubah penampilanku Tha...??", tanya Ghaidaq.

Atha : "Tentu, kamu sangat cantik seperti ini. Aku bisa saja lebih memilihmu untuk jadi istriku jika kamu lebih berani dari ini. Lagipula aku dan Thayyibah belum menikah bukan…!!?", bisik Atha kembali mempengaruhi Ghaidaq.

Padahal Ghaidaq belum tahu, ucapan Atha tersebut benar atau hanya siasat Atha untuk menjerumuskan dirinya kembali. Namun Ghaidaq yang dilanda cinta buta, tentu berfikir perkataan Atha adalah serius.

Atha : "Lalu, bagaimana sekarang??? Apa kamu merindukan ini...?", goda Atha memegangi penisnya dari luar celana.

Ghaidaq pun terpana melihat apa yang Atha pegang dan ditunjukkan padanya. Penis yang selalu berhasil memberinya kepuasan.

Atha : "Gimana sayang??? Rindu kontolku??", bisik Atha kembali.

Dan Ghaidaq pun akhirnya mengakui kerinduannya terhadap batang kejantanan Atha tersebut, dengan memberi respon dengan menganggukkan kepalanya. Seketika reflek tangannya pun mulai bergerak mengarah ke arah penis Atha. Namun belum sempat Ghaidaq berhasil menyentuhnya, Thayyibah keburu keluar kembali dari rumahnya.

Thayyibah : "Heyy... serius amat kalian... ngomongin aku ya???", ucap Thayyibah yang mengagetkan Ghaidaq yang tadi sedang terfokus pada penis Atha.

Atha : "Enggak lah, aku cuma ngobrol biasa aja sama Ghaidaq. Ya kan...?", ucap Atha meminta Ghaidaq meyakinkan ucapannya.

Ghaidaq yang memang dasarnya bersifat pemalu, kembali hanya menjawabnya dengan anggukan pelan di kepalanya.

Thayyibah : "Hemm... Iya deh. Aku percaya. Ini Daq Hape mu... tapi mati, di rumahku gak ada casan yang cocok sama lubangnya.", ucap Thayyibah memberikan HP milik Ghaidaq.

Ghaidaq : "Iya, gapapa Bah... Nanti aku cas saja di rumah.", jawab Ghaidaq yang akhirnya bicara juga.

Atha : "Kamunya mau aku cas juga enggak...?", goda Atha kepada Ghaidaq.

Thayyibah : "Ikh, enggak lah ya. Ghaidaq itu udah punya casan sendiri, dia itu istrinya Athariq. Kamu jangan macem-macem.. lagipula kamu itu kan udah jadi tunanganku, aku gak bakal izinin kamu main sama cewek lain lagi... mulai detik ini.", ujar Thayyibah.

Perkataan Thayyibah menyadarkan Ghaidaq, bahwa dia sudah bersuami. Sementara saat ini dia malah terbesit ingin memiliki Atha. Ucapan Thayyibah yang berkata tidak akan membagi Atha lagi juga membuat hati Ghaidaq kecewa. Ghaidaq pun dengan kekecewaan di hatinya, lalu pamit hendak pulang. Terdengar Adzan Isya juga sudah berkumandang, dia melewatkan ibadah sholat Maghribnya untuk saat ini.

Ghaidaq : "Aku pamit pula dulu yah Bah, Tha. Udah Isya. Takut kemaleman...", pamit Ghaidaq kepada mereka berdua.

Atha : "Gak mau diantar pulang...?", goda Atha.

Ghaidaq yang sebenarnya masih ingin bersama Atha tentu ingin mengiyakan tawaran Atha di dalam batinnya. Namun demi menghargai Thayyibah, dia pun menolak tawaran Atha tersebut.

Ghaidaq : "Gak usah Tha. Aku sendirian aja. Ya udah, aku pulang dulu... wassalamu'alaikum...", tutup Ghaidaq.

Ghaidaq pun meninggalkan rumah Thayyibah dan mulai pulang ke rumahnya dengan menggunakan motor matic kesayangannya.

Hingga baru setengah jam perjalanan, di tengah jalanan yang cukup sepi. Motor yang dikendarai Ghaidaq tiba-tiba dipepet oleh dua buah motor.

"Ckiiiiiiittttt... TTT...", motor Ghaidaq mengerem dadakkan.

Begal : "TURUN NENG...!!! SERAHKAN MOTOR KAMU…!!!!, teriak para begal yang mencegat Ghaidaq.

Ghaidaq yang ditodong pisau dan samurai pun hanya bisa angkat tangan dan turun dari motor memasrahkan motornya dirampas.

Begal : "AYO CEPET BAWA MOTORNYA MENG...!!! KITA KABUR...", ucap begal itu menyuruh yang lainnya segera membawa kabur motor Ghaidaq.

Karena jam baru menunjukkan pukul delapan malam, sehingga mereka takut keburu jalanan kembali ramai. Mereka bergegas membawa motor Ghaidaq kabur menjauh, meninggalkan Ghaidaq sendirian di tepi jalan. Ghaidaq pun bingung, bagaimana cara dia pulang ke rumah. Dan bagaimana pula menjelaskan kepada kakaknya nanti jika melihat dia pulang dengan mengenakan pakaian terbuka seperti itu, karena pakaian muslimahnya yang dia simpan di bagasi motor ikut raib bersama motornya yang kena begal.

Bersambung...

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...

 

More Chapters