Ficool

Chapter 30 - Bab 31 — Bayangan Perang di Hutan Finrena

Bab 31 — Bayangan Perang di Hutan Finrena

Kael berdiri di atas balkon batu markas rahasia yang tersembunyi di luar wilayah resmi Kerajaan Rubelion.

Di hadapannya, para penyihir berpakaian hitam pekat berbaris rapi — seratus orang kuat, pilihan dari kalangan elit Divisi Rahasia dan Akademi Sihir Rubelion.

Di belakang barisan itu, lima sosok raksasa berbentuk kasar, nyaris seperti batu hidup, berdiri kaku.

Golem Peringkat A+ — makhluk buatan yang kekuatannya setara dengan beberapa unit ksatria tingkat tinggi.

Mereka adalah alat penghancur, masing-masing mampu merobohkan benteng hanya dengan beberapa hantaman.

Kael menarik napas dalam-dalam.

"Hari ini, kita akan mengambil langkah pertama."

Langkah menuju penguasaan informasi dan kekuatan yang tak terbayangkan...

Langkah menuju Vilma.

Suasana tiba-tiba bergetar halus.

Dari belakang Kael, suara langkah kaki mendekat, diiringi aroma sihir tajam yang menusuk udara.

Seorang wanita muda berambut putih keperakan, bermantel hitam berhias lambang Argent, berjalan santai ke arahnya.

Fyra Censhall, Ratu Sihir Tertutup, peneliti utama Divisi Rahasia — seorang bangsawan dari keluarga Argent yang ditakuti karena penguasaannya atas sihir tanpa lingkaran.

"Semua sudah siap," ucap Fyra datar.

Ia menenteng sebuah tabung kristal panjang berisi serangkaian rune hidup — teknologi sihir canggih terbaru hasil penelitiannya.

"Peralatan pembalik medan sihir sudah diatur. Begitu aktif, penghalang alami Elandrial akan melemah dalam waktu tiga puluh menit."

Kael mengangguk tanpa menoleh.

Dia tahu betul keahlian Fyra dalam menghancurkan pertahanan sihir tingkat tinggi.

Itu sebabnya dia mengundangnya — dan Fyra, tentu saja, punya kepentingannya sendiri untuk menguji alat barunya dalam kondisi nyata.

"Target kita sederhana," kata Kael, suara rendah tapi penuh tekanan.

"Hancurkan perlindungan desa. Paksa mereka keluar.

Grup Elang — dan Vilma — harus muncul."

Fyra tersenyum tipis. "Dan jika penduduk elf menghalangi?"

Kael tak menjawab.

Dia hanya melirik lima Golem Peringkat A+ yang berdiri diam — jawaban yang cukup jelas.

---

Rencana Kael:

Seratus penyihir tingkat tinggi: Untuk melumpuhkan pertahanan dan melawan para elf penjaga.

Lima Golem Peringkat A+: Untuk menghancurkan struktur fisik desa.

Teknologi sihir canggih Fyra: Menggunakan alat pembalik medan sihir untuk menghancurkan pelindung Elandrial.

Operasi kilat: Serangan cepat sebelum desa sempat meminta bantuan dari bangsa elf lain di hutan.

---

Sementara itu, di kejauhan, bayangan gelap mulai merayap di bawah sinar rembulan.

Hutan Finrena, yang selama ini damai, perlahan diliputi aroma perang yang tak terlihat...

Dan di pusat badai yang akan datang, Kael berdiri tegak, matanya hanya menatap satu nama —

Vilma.

---

Kael berdiri tegak di depan pasukan elitnya, matanya tajam dan penuh tekad.

Di sekelilingnya, seratus penyihir bersiap. Mantra sihir terpanjang mulai terdengar di udara yang tegang. Di belakang mereka, lima golem Peringkat A+ berdiri, siap menghancurkan setiap benteng yang menghalangi jalan mereka.

Kael menatap ke depan, ke desa elf yang berada di bawah perlindungan sihir yang kuat. Dalam pikirannya, hanya satu nama yang terlintas: Vilma.

"Semua sudah siap?" tanya Kael, suaranya terdengar tegas dan penuh kendali.

Fyra Censhall, Ratu Sihir Tertutup yang berdiri di sampingnya, mengangguk.

"Ya. Pembalik medan sihir sudah aktif. Dalam waktu tiga puluh menit, pelindung desa akan hilang."

Kael tersenyum tipis. "Bagus. Hari ini, kita akan mendapatkannya. Desa ini adalah kunci untuk menjatuhkan mereka."

Fyra melirik ke desa dengan tatapan yang tidak peduli. "Kau yakin Vilma ada di sana? Dan Grup Elang?"

Kael mengangguk mantap.

"Tentu saja. Mereka tak akan melewatkan kesempatan ini. Desa elf adalah tempat yang mereka tuju. Jika kita hancurkan perlindungannya, mereka pasti akan muncul. Aku akan menangkap Vilma, dan kita akan menghancurkan sekutu-sekutu mereka."

Fyra tidak berkata apa-apa. Namun, senyumnya yang tipis menunjukkan bahwa ia tak terlalu peduli tentang siapa yang ada di sana. Yang ia inginkan hanyalah melihat eksperimen sihir barunya berhasil.

Kael mengangkat tangannya.

"Mulai serangan."

---

Serangan dimulai dalam kekuatan penuh.

Seratus penyihir merapal mantra yang kuat, menembakkan gelombang sihir yang menumbangkan lapisan perlindungan pertama desa. Elandrial, desa para elf yang dikenal dengan pertahanannya yang tak tertembus, mulai menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Perlindungan sihir yang telah dipertahankan selama berabad-abad kini mulai retak, seiring dengan tumbangnya rune pelindung satu per satu.

Di belakang mereka, lima golem raksasa bergerak maju dengan langkah-langkah yang mengguncang tanah. Mereka menghantam dinding desa dengan kekuatan besar, merobohkan struktur demi struktur yang ada.

Kael mengamati serangan ini dengan tatapan penuh percaya diri.

"Ini adalah langkah pertama menuju kekuasaan yang lebih besar," katanya dengan suara rendah.

Fyra berdiri di sampingnya, matanya mengawasi desa yang mulai hancur. "Jika ada yang menghalangi, aku akan menangani mereka."

Kael tidak menjawab, hanya tersenyum dingin.

Tidak ada yang akan menghalangi jalannya kali ini.

---

Namun, meskipun serangan itu berlangsung cepat dan brutal, ada satu hal yang tak diketahui oleh Kael: Vilma dan Grup Elang sudah jauh dari desa elf.

Mereka telah meninggalkan desa elf jauh sebelumnya, bersembunyi di tempat yang lebih aman, namun Kael tak tahu itu. Ia masih yakin bahwa mereka akan muncul begitu perlindungan desa mulai hancur, dan ia bertekad untuk menangkap mereka dalam serangan ini.

Di dalam desa, elf-elf penjaga berusaha melawan dengan segala yang mereka miliki, menggunakan sihir mereka untuk menahan serangan. Namun, meskipun mereka memiliki kekuatan yang luar biasa, jumlah mereka tidak cukup untuk melawan pasukan seratus penyihir dan lima golem.

Kehancuran semakin meluas.

Bangunan-bangunan elf mulai runtuh satu per satu, dan tanah desa bergetar karena serangan yang terus-menerus. Kael berdiri tegak, matanya hanya tertuju pada satu tujuan: menangkap Vilma dan menghancurkan siapa pun yang ada di jalannya.

---

"Perlindungan mereka sudah hampir hancur," kata Fyra dengan senyum tipis.

"Sekarang kita hanya menunggu."

Kael tidak mengalihkan pandangannya dari desa yang semakin hancur.

"Menunggu adalah hal terakhir yang akan aku lakukan," jawabnya dengan tegas.

Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasakan sebuah keraguan kecil yang belum pernah muncul sebelumnya.

Apa yang terjadi jika Vilma tidak datang?

Tapi keraguan itu segera menguap ketika ia melihat hancurnya perlindungan desa itu.

Ia tahu, Vilma dan Grup Elang pasti akan muncul.

---

Di luar desa, hutan Finrena semakin gelap, dengan bayangan perang yang semakin mendekat.

Kael tetap berdiri di atas medan pertempuran, matanya berbinar dengan api obsesi yang tak terpadamkan.

Desa elf akan jatuh, dan dengan itu, Kael akan mendapatkan apa yang dia inginkan.

Namun, dia tidak tahu—bahwa Vilma tidak ada di sini.

More Chapters